Donasi Tanah Wakaf

Donasi Tanah Wakaf

Cari Blog Ini

Pages - Menu

Pengunjung Blog

free counters

Jumat, 27 April 2012

Kaidah-Kaidah Dalam Menuntut Ilmu [1]

Posted by Unknown On April 27, 2012 No comments
Karya : Syaikh Abul Hasan Arrozihi Yaman
Alih Bahasa : Yanuarizki Wofi Amalia
Pendahuluan
Telah banyak permintaan dari saudara-saudara kami, agar saya membuat panduan ringkas untuk menimba ilmu  di ma’had-ma’had ilmu dan markaz-markaz – semoga Allah menjaganya dari segala keburukan dan menambahkannya segala kebaikan -. 
Dikarenakan seorang penuntut ilmu melihat banyaknya pelajaran dalam berbagai bidang ilmu, dan terkadang jiwa seseorang penuntut ilmu lebih menyenangi untuk mempelajari ilmu ini atau ilmu itu, pelajaran ini atau pelajaran yang lain, kemudian dia menghadiri majelis ini atau majelis itu,dan mungkin saja dia tetap dalam keadaan seperti ini dalam waktu yang tidak sebentar, kemudian dia merasa bahwa dirinya telah meraup berbagai ilmu yang bermanfaat,
maka tidak tersisa baginya dari ilmu-ilmu tersebut kecuali sedikit di pemahaman dan pikirannya.

Sebelum saya menyebutkan maksud risalah ini, seyogyanya bagi penuntut ilmu untuk meminta pertolongan kepada Allah dalam menuntut ilmu, dan mengikuti langkah-langkah yang akan saya sebutkan, insyaAllah.
Sesungguhnya penuntut ilmu pemula dalam berbagai macam bidang ilmu, mendapati dirinya di hadapan kitab-kitab dan masalah-masalah bidang ilmu yang sedang dia tuntut, adalah sesuatu yang kecil – dan memang seperti itu – mungkin saja dia mengira bahwa dirinya tidak dapat berhadapan dengannya dan tidak dapat mencapai derajat yang tinggi dalam ilmu tersebut, sebenarnya perkaranya lebih mudah dari yang dia bayangkan dan lebih gampang dari yang dia lihat bagi siapa yang diberi taufiq dan hidayah dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Dan sebelum saya menyebutkan petunjuk ilmu syar’I yang dipelajari dahulu, dengan senang hati saya menunjukkan anda beberapa kaidah umum dalam menuntut ilmu apa saja.
Pertama : Jujur kepada Allah dan ikhlas dalam menuntut ilmu.
Allah ta’ala berfirman :

و ما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين (البينة : 5)

Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.(Q.S Al Bayyinah : 5).
Maka sesungguhnya wajib bagi penuntut ilmu untuk mengikhlaskan niatnya ketika dia menuntut ilmu, dan hendaknya dia memaksudkan dalam menuntut ilmu untuk mengharap wajah Allah ta’ala.
  •   Berhati-hatilah dengan sangat dalam menjadikan menuntut ilmu sebagai jalan untuk meraih tujuan-tujuan dunia yang fana, atau sebagai perantara untuk menjadi pengganti seseorang.
  •   Hendaknya dia takut untuk membanggakan ilmu dan berhati-hati apabila tujuannya untuk memperoleh kepemimpinan, mencari pengikut, dan menarik orang untuk masuk ke majelisnya.
  •    Hendaknya dia menuntut ilmu dan menghafalnya untuk diperhatikan dan diamalkan, tidak hanya terus menambah permasalahan-permasalahan ilmu, menghafal matan-matannya saja, karena ilmu pada zaman kita ini banyak, dan orang yang menperhatikannya lagi mengamalkannya sedikit, bisa saja orang yang hadir seperti orang yang tidak hadir, orang yang mengetahui seperti orang jahil, dan orang yang membawa ijazah-ijazah tinggi tidak ada yang menetap padanya dari gelar yang berada di belakang namanya kecuali nama doktor, syaikh, atau ustadz – dan lainnya -.
Maka bersungguh-sungguhlah dalam perkaramu, ikhlaskan niat dalam maksudmu, dan berharaplah kepada Allah agar menganugerahimu ilmu yang bermanfaat dan menjagamu dari ilmu yang tidak bermanfaat.
Al Khotib berkata : “Seyogyanya bagi penuntut ilmu untuk mengikhlaskan niatnya, dan memperbaharui tekadnya untuk bersabar dalam menuntut ilmu, dan jika ia melakukan hal-hal ini, sudah sepantasnya dia dapat meraih keinginannya”.
Kedua : Merendah, berdoa, dan tunduk kepada Allah dalam setiap saat.
Allah ta’ala berfirman :

و إذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداع إذا دعان فليستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون (البقرة : 186)

Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Q.S Al Baqarah : 186).
Seorang penuntut ilmu harus menghadap kepada Allah dengan doa setiap saat dan selamanya, terlebih jika dia mengalami kesulitan dalamm suatu permasalahan, maka hendaknya dia berdoa kepada Allah agar memahamkan dan memudahkan permasalahan tersebut. Nabi – shallallahu alaihi wa sallam -, ketika dipaparkan masalah mula’anah kepada beliau, beliau berkata: “Ya Allah,, bukakanlah”, kemudian beliau berdoa.
Syaikh Bakr Abu Zaid berkata dalam Hilyah Tholibil Ilmi: “Wahai penuntut ilmu, lipatgandakanlah keinginanmu, bersegeralah berdoa dan bersandar kepada Allah, serta mengadu di hadapanNya.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah banyak berkata dalam doanya, ketika belum ditemukan tafsir sebuah ayat dari kitabullah: “Wahai Dzat Yang mengajari Adam dan Ibrahim, ajarilah aku, wahai Dzat Yang memahamkan Sulaiman, pahamkanlah aku”, kemudian beliau mendapatkan jalan keluar.
Ketiga : Memperhatikan ushul(dasar) dan kaidah ilmu.
Merupakan sesuatu yang telah diketahui, apabila seseorang bermaksud pergi ke sebuah tempat, maka dia harus mengetahui jalan menuju tempat tersebut, dan jika jalannya berbilang, maka dia mencari jalan yang paling dekat dan mudah. Oleh karena itu, merupakan sesuatu yang penting bagi seorang penuntut ilmu agar membangun ilmunya yang dia tuntut di atas sebuah ushul dan janganlah dia bertindak serampangan, karena barangsiapa yang tidak memantapkan dasarnya, maka dia akan terhalang untuk mencapainya.
Berkata nadzim :

- وبعد فالعلم بحور زاخره  ***  لن يبلغ الكادح فيه آخره.
- لكن في أصوله له تسهيلا  ***  لنيله فاحرص تجد سبيلا.
- اغتنم القواعد الأصولا  ***   فمن تفته يحرم الوصولا.

Ushul(dasar) ilmu adalah ilmu itu sendiri, dan permasalahan-permasalahan adalah cabang, seperti pohon dan ranting-rantingnya, apabila rantingnya tidak berada di pohon yang baik, maka ia akan menjadi layu dan mati.
Akan tetapi, apa ushul itu?apakah dalil-dalil yang shohih?atau kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan?atau keduanya?
Ushul(dasar) adalah dalil-dalil dari Al Quran, hadits, kaidah dan ketentuan yang diambil dengan metode penelitian dan membaca Al Quran dan hadits.Inilah sesuatu terpenting bagi seorang penuntut ilmu.

Syaikh Ibnu Utsaimin – rahimahullah – berkata dalam Washiyyatun Dzahabiyyah liabna’I Al Ummah Al Islamiyyah: “Kemudian saya menganjurkan kalian untuk memperhatikan kaidah-kaidah, kaidah ilmu dan ketentuannya, kaidah syar’I yang agung, yang dia seperti gunung, tidak tersingkirkan oleh angin, karena barangsiapa yang tidak memantapkan dasarnya,maka dia akan terhalang untuk mencapainya, maksudnya kamu mengambil(mempelajari) satu persatu permasalahan ilmiah, ini adalah sesuatu yang bagus, akan tetapi jangan kamu berpaling menjadi orang awam, yang memahami ilmu dengan satu permasalahan ke permasalahan yang lain, akan tetapi jika kamu mempunyai ushul, kamu dapat membangun kebaikan yang banyak di atasnya, karena ushul yang kamu jadikan pondasi ini dapat kamu bangun di atsanya permasalahan yang kamu hadapi atau belum di kemudian hari nanti.
Maka saya menganjurkan penuntut ilmu di semua tempat dan dalam segala moment, agar memperhatikan kaidah-kaidah dan ushul-ushul, karena itu adalah ilmu yang sebenarnya”.

Bersambung.....................

Diterjemahkan dari kutaib(Al Manhajiah FI Thalabil 'Ilmy) Karya : Syaikh Abul Hasan Arrozihi, Murid dari Syaikh Muqbil - Rahimahullah-.

0 komentar:

Posting Komentar

Site search