Keenam :
Termasuk hal yang seharusnya diperhatikan oleh penuntut ilmu : Menimba ilmu
dari para syaikh(guru).
Karena dengan demikian,ia akan mendapatkan beberapa
manfaat :
1. Mempersingkat waktu. Daripada dia
membolak-balik kitab-kitab dan melihat mana pendapat yang rajih(kuat), apa
sebab rajihnya pendapat itu, mana pendapat yang lemah, dan apa sebab
kelemahannya, semua itu akan dipaparkan guru dengan cara yang mudah.
2. Cepat memahami. Jika seorang penuntut
ilmu belajar kepada seorang guru, maka dia akan lebih cepat memahami daripada
membaca kitab sendiri, karena apabila dia membaca kitab sendiri, dia akan
menemukan kalimat-kalimat susah dan rumit,
maka dia harus merenungi dan mengulang-ulang kalimat tersebut yang tentunya ini memakan waktu yang banyak dan akan merasa letih, mungkin saja dia memahaminya dengan pemahaman yang salah, kemudian mengamalkannya.
maka dia harus merenungi dan mengulang-ulang kalimat tersebut yang tentunya ini memakan waktu yang banyak dan akan merasa letih, mungkin saja dia memahaminya dengan pemahaman yang salah, kemudian mengamalkannya.
3. Adanya hubungan antara penuntut ilmu dan
ulama yang alim. Karena belajar kepada ulama lebih mantap dan utama daripada
membaca sendiri.
Syaikh Utsaimin berkata : “Penuntut ilmu wajib meminta
pertolongan kepada Allah - azza wa jalla -, kemudian kepada ulama, karena
mencukupkan diri dengan membaca dan menelaah, membutuhkan waktu yang panjang,
berbeda dengan orang yang duduk di majelis ulama yang menjelaskan pelajaran dan
memberi penerangan kepadanya. Oleh karena itu dikatakan : Barangsiapa yang
penunjuknya adalah kitabnya, maka salahnya lebih banyak daripada benarnya. Maka
jalan yang lebih utama adalah dengan menimba ilmu dari syaikh(guru).
Beliau – rahimahullah – berkata : “Menuntut ilmu harus
dengan menimbanya dari seorang guru yang
dipercaya keilmuan dan agamanya, dan ini adalah jalan yang paling cepat dan
lebih memantapkan ilmu. Karena menimba ilmu dari kitab, terkadang dapat
menyesatkan seorang penuntut ilmu, sedang dia tidak menyadarinya, bisa karena
buruknya pemahaman, rendahnya ilmu, atau selain itu. Adapun menimba ilmu dari
syaikh(guru), padanya terdapat diskusi, mengambil atau menolak ilmu syaikh, maka
terbukalah baginya pintu untuk memahami.
Ketujuh :
Menghadirkan hati sebelum mulai pelajaran . Tidak diragukan, sesungguhnya menghadirkan
hari sebulum mulai pelajaran terdapat faidah yang agung, karena seseorang yang
menelaah pelajaran, dan menghadirkan hati sebelum pelajaran akan tergambar
dalam pikirannya sedilit dari pengetahuan-pengetahuan dan nampak baginya
sedikit dari sesuatu yang bermasalah, maka pelajaran telah tergambar sebelum
dimulai. Maka ketika pelajaran telah dimulai , akan tertancap kuat sesuatu yang
telah dia pahami, dan akan memperbaiki pemahamann yang salah, dan sesuatu yang
bermasalah ada jalan keluarnya.
- Ibnu Badron – rahimahullah – berkata : “Ketahuilah, sesungguhnya kami memperoleh beberapa kaidah ketika menuntut ilmu, yaitu :
- Kami mempelajari matan terlebih dahulu, dengan mengambil beberapa kalimat yang cukup untuk dipelajari, lalu kami mulai sibuk memecahkan kalimat tersebut, tanpa melihat penjelasan matan tersebut, kami tidak berpindah ke matan lain hingga kami menduga bahwa kami telah memahaminya, kemudian kami beralih ke penjelasan matan, pertama, kami menelaahnya untuk menguji pemahaman, jika kami mendapati kesalahan dalam pemahaman kami, maka diluruskan.
- Kami beralih untuk memahami penjelasan matan dengan cara memahami matan. Apabila kami mendugabahwa kami telah memahaminya, kami merujuk ke catatan kaki, sebagai pengulangan(murajaah) untuk menguji pikiran. Maka apabila kami telah memahami pelajaran, kami tinggalkan kitab, dan kami mulai sibuk menggambarkan permasalahan-permasalahan pelajaran tadi, maka kami menghafal permasalahan itu dengan hafalan pemahaman dan penggambaran bukan dengan menghafal kata demi kata, kemudian kami berusaha untuk mengamalkan maknanya dengan kalimat kami sendiri, tidak sama dengan kata-kata muallif.
- Kemudian kami menemui syaikh untuk membaca pelajaran, di sana kami menguji pikiran untuk memecahkan(memahami) pelajaran dan meluruskan kesalahpahaman jika ada. Dan kami menghimpun semangat untuk (mendengarkan) apa yang disampaikan syaikh berupa penjelasan tambahan yang tidak ada di matan dan syarah.
- Dan kami berpendapat, bahwa orang yang membaca satu kitab dalam satu bidang ilmu dengan metode ini, maka semua kitab dalam bidang ilmu tersebut akan menjadi mudah, baik kitab yang ringkas maupun yang panjang, dan kaidah-kaidahnya akan tertancap kuat di otaknya, demikainlah kenyataannya.
Kedelapan :
Mengulang pelajaran setelah belajar.
Mengulang pelajaran merupakan perkara yang telah
disepakati oleh para ulama terdahulu dan sekarang. Mengulang pelajaran bagaikan
air, maka apabila air terputus dari tanah, maka tanamannya akan menjadi kering.
Syaikh Utsaimin – rahimahullah – berkata : “Diantara
perkara yang seharusnya diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu adalah
mudzakaroh(mengulang pelajaran). Mudzakaroh ada 2(dua) macam :
1. Mengulang pelajaran dengan diri sendiri:
yaitu anda duduk seorang diri, kemudian keluarkan satu permasalahan dari
berbagai permasalahan yang ada, atau permasalahan yang telah anda lalui, lalu
mulailah berusaha mentarjih(menguatkan berdasarkan dali) pendapat-pendapat yang
ada dalam permasalahan ini. Hal ini mudah dan membantu untuk berdiskusi dengan
teman.
2. Mengulang pelajaran bersama orang lain.
Ini sudah jelas, dengan memilih teman-teman yang dapat membantu untuk belajar
dan memberikan faidah kepadanya, kemudian duduk bersamanya mengulang dan
membaca pelajaran yang telah mereka hafal, masing-masing dari mereka membacakan
sedikit dari pelajaran kepada temannya, atau mereka saling mengingat-ingat
permasalahan dengan mengulang-ulang atau dengan saling memahamkan jika mampu,
maka sesungguhnya hal ini dapat menumbuhkan dan menambah ilmu, akan tetapi
janganlah menimbulkan kegaduhan dan menyombongkan diri, karena ini tidak ada
manfaatnya.
Syaikh Bakr Abu Zaid berkata :
“Bersenang-senanglah dengan mengulang pelajaran dan berdiskusi bersama orang
yang cerdas, karena sesungguhnya hal ini dapat menambah semangat untuk
menelaah, mengasah otak, menguatkan ingatan, selama dia berlaku adil dan
lembut, tidak mendzolimi orang lain, tidak membuat kegaduhan, tidak berbicara
serampangan. Hati-hatilah, cara ini dapat menyingkap aib orang yang tidak
jujur, apabila orang yang ilmunya rendah, otaknya beku, maka ini adalah
penyakit dan dapat membuat kawannya kabur. Adapun jika anda mengulang pelajaran
semdirian dan mulai mengeluarkan permasalahan-permasalahan, maka sudah pasti ini boleh dilakukan,
dikatakan : menghidupkan ilmu dengan mengulangnya.
0 komentar:
Posting Komentar