Kewajiban Mencintai Semua Sahabat Nabi
Syaikhul Islam Rahimahullah
berkata :
حُبُّ
الصَّحابَةِ كُلهمْ لي مَذْهَبٌ وَمَوَدَّةُ القُرْبى بِها
أَتَوَسَّــلُ
“Mencintai semua sahabat merupakan madzhabku, dan mencintai
kerabat nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan itu aku bertawasul”.
Penjelasan
Matan Lamiyah Ibnu Taimiyah :
1.
Sahabat adalah Siapa
saja yang bertemu dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, baik dari
kalangan manusia atau jin, lalu beriman kepada Nya dan mati dalam keadaan beriman.Walaupun
pernah murtad, kemudian kembali lagi memeluk Islam.
2.
Malaikat
yang bertemu dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dikatakan
sebagai sahabat karena Nabi tidak diutus untuk mereka.Inilah pendapat yang
benar. Wallahu A’lam Bisshowab
3.
Dalam
bait ini Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menetapkan madzhab ahlussunnah wal
jama’ah tentang sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yaitu
mencintai mereka semuanya tanpa terkecuali baik yang masuk islam sebelum atau
sesudah penaklukan kota Makkah, baik pembesar-pembesar sahabat atau
sahabat-sahabat yang muda dalam usia, karena mencintai mereka sesuatu yang
wajib dalam islam dan tidak boleh menyebut mereka kecuali dengan kebaikan.
Menghindari mencela dan mencaci maki mereka.
Adapun Fitnah dan peperangan yang terjadi
antara para sahabat semua berdasarkan Ijtihad dari mereka, jika mereka benar
dalam ijtihadnya mereka mendapat dua
pahala, jika mereka salah mereka mendapatkan satu pahala, maka tidak boleh kita
mencela,menfasiqkan dan mengkafirkan mereka, yang pantas untuk diucapkan,:
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا
بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا
إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami
dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman;
Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”(QS. Al-hasyr 10)
4.
Dalam
bait ini juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ingin membantah beberapa golongan
yang menyimpang dari islam :
a.
Golongan Syi’ah Rofidhah,
mereka ini adalah golongan yang membenci dan memusuhi sahabat-sahabat Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, mereka mengkafirkan para sahabat-sahabat Nabi kecuali
beberapa sahabat saja, diantaranya Miqdad Bin Al-aswad, Hudzaifah Ibnul Yaman,
Salman Al-Farisi dan Abu Dzar Al-Gifari Radhiallahu ‘Anhum.
Berkata Al-‘Ayasyi –Ahli Tafsir
Syi’ah- :
عن أبي جعفر عليه السلام قال: )كان
الناس أهل ردة بعد النبي صلى الله عليه وسلم إلا ثلاثة، فقلت: ومن الثلاثة ؟ قال : المقداد وأبو ذر
وسلمان الفارسي (.
Dari Abu Ja’far Ia berkata :
“Manusia (sahabat) telah murtad setelah meninggalnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam, kecuali tiga sahabat, Maka aku berkata : Siapa yang tiga? Beliau
menjawab : “Al-Miqdad, Abu Dzar, dan Salaman Al-farisi.”
Berkata Murthada husaini fairuz
abadi -‘Ulama Syi’ah-, :
إن الرسول ابتلى بأصحاب قد ارتدوا من
بعد عن الدين إلا القليل
“Bahwasanya Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam, di uji dengan sahabat-sahabat yang telah murtad (keluar dari
islam) kecuali sedikit saja (yang tidak murtad).”
b.
Golongan An-Nawashib,
Merekayang telah menabuh gendrang
permusuhan dan kebencian kepada keluarga dan kerabat Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam.
5.
Mencintai
para sahabat adalah wajib dan bagian dari agama, karena mereka yang membawa dan
menyampaikan agama ini kepada kita.
6.
Dalil-dalil
yang menunjukkan wajib nya mencintai Para sahabat Radhiallahu ‘Anhum, sangatlah
banyat baik didalam Al-Qur’an maupun dalam Hadits-hadits Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam, Diantaranya :
a.
Firman
Allah dalam surat At-Taubah ayat 100,
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ
وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا
أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi
yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan
merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya.
Itulah kemenangan yang besar.”
b.
Firman
Allah dalam surat Al-Fath ayat 18 :
لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ
تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ
عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا
“Sesungguhnya Allah telah ridha
terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah
pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan
ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang
dekat (waktunya).”
c.
Firman
Allah dalam surat Al-Hadid ayat 10,
لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ
وَقَاتَلَ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ
وَقَاتَلُوا ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ
خَبِيرٌ
“Tidak sama di antara kamu orang
yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka
lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan
berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan)
yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dan masih banyak lagi ayat-ayat
tentang kebaikan para sahabat Nabi, Adapun dalil-dalil dari Sunnah, diantaranya
:
d.
Dari
‘Imran Bin Husain dan Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘Anhuma, Bahwa Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda ;
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ
الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik
manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi
berikutnya.”(Muttafaq ‘Alaih)
e.
Dari
Abi Sa’id Al-Khudri dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhuma, Bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي
فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ
ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
“Janganlah mencela sahabat-sahabatku! Demi Allah
yang jiwaku berada di tangan-Nya, Kalau sekiranya kalian menginfaqkan emas
sebesar gunung Uhud, niscaya tidak akan dapat menyamai satu mud sedekah mereka,
tidak juga separuhnya.”(Muttafaq ‘Alaihi)
f.
Dari Anas Bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, Bahwa
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bersabda :
ﺁﻳﺔ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﺣﺐّ ﺍﻷﻧﺼﺎﺭ
ﻭﺁﻳﺔ ﺍﻟﻨﻔﺎﻕ ﺑﻐﺾ ﺍﻷﻧﺼﺎﺭ
“Tanda-tanda keimanan adalah cinta kepada
orang-orang anshar dan tanda kemunafikan adalah benci kepada mereka.”
g. Sahabat Abdullah
bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu berkata : “ Bahwasanya Allah Ta’ala
melihat ke dalam hati-hati para hamba Nya, maka Dia mendapati hati Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wasallam paling baik dari semua hamba Nya, lalu Allah memilihnya
untuk diri Nya, dan diutusnya untuk mengemban risalah Nya, kemudian Allah Ta’ala
melihat hati-hati para hamba setelah hati Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam, dan Allah mendapati hati-hati para Sahabat sebaik-baik hati dari
seluruh hamba, maka di jadikanlah mereka pendamping Nabi Nya yang mereka
berperang karena membela Agama Nya, dan apa yang dalam pandangan kaum Muslimin (sahabat)
adalah baik, maka ia di sisi Allah baik, dan apa yang dalam pandangan mereka buruk,
maka menurut Allah buruk ”. Di riwayatkan oleh Imam Ahmad dalam.”
h.
Imam Malik Rahimahullah
berkata :
مَن يبغض أحداً من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم
وكان في قلبه عليه غِلٌّ فليس له حقٌّ في فَيءِ المسلمين، ثم قرأ قولَه سبحانه
وتعالى: ]وَالَّذِينَ جَاؤُو مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ
لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإِيمَانِ [ الآية
“Barang siapa yang membenci salah seorang dari shahabat Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan di dalam hatinya terdapat perasaan dengki
terhadapnya, maka dia tidak berhak untuk mendapatkan harta fai’ kaum Muslimin, kemudian Imam Malik Rahimahullah, membacakan
firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, “Dan orang-orang yang datang
sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo’a: Ya Rabb kami, beri
ampunlah kami dan saudara-saudara kami, yang telah beriman lebih dahulu dari
kami.” (QS. al-Hasyr 10)
i.
Imam Abu Ja’far Ath-Thahawy Rahimahullah berkata :
ونحبُّ أصحابَ رسول الله صلى الله عليه وسلم ولا نفرط في
حبِّ أحدٍ منهم، ولا نتبرَّأ من أحدٍ منهم، ونبغض من يبغضهم وبغير الخير يذكرهم،
ولا نذكرهم إلا بخيرٍ، وحبُّهم دينٌ وإيمانٌ وإحسانٌ، وبغضُهم كفرٌ ونفاقٌ وطغيانٌ
“Dan kami mencintai para shahabat Rasulullah –shallallahu ‘alaihi
wa sallam, dan kami tidak berlebih-lebihan dalam mencintai salah seorang dari
mereka, tidak pula kami bersikap bara’ terhadap salah seorang dari mereka. Kami
membenci orang yang membenci para shahabat (dan membenci) orang yang berkata
tidak baik tentang mereka. Tidaklah kami menyebut para shahabat kecuali dengan
kebaikan. Mencintai para shahabat adalah agama, iman, dan ihsan. Membenci para
shahabat adalah kekufuran, kemunafikan, dan sikap melampaui batas.”
Selesai ditulis sabtu 22 Rajab 1439 H / 07April 2018 M di
PonpesTahfidz Putri Al-Mahmud Aik Ampat Lombok Barat
Bahrul Ulum Ahmad Makki
Refrensi :
·
Al-Laali’
Al-Bahiyah Syarh Lamiyah Karya Syaikh Ahmad bin Abdullah Al-Mardawy
Al-Hambaly
·
Syarah
Lamiyah syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Karya Syaikh Yahya Bin ‘Ali Al-Hajuri
·
Al-Fawaid
Al-bahiyah Fi Syarh Lamiyah Karya syaikh Muhammad Hizam al-Ba’dany
·
Ad-Duror
Al-Aqdiyah fi Syarh Lamiyah Karya Syaikh Abu Hamzah Sa’ad Abdussalam An-Nazily
·
https://ar.islamway.net/article/47378
0 komentar:
Posting Komentar