Donasi Tanah Wakaf

Donasi Tanah Wakaf

Cari Blog Ini

Pages - Menu

Pengunjung Blog

free counters

Minggu, 08 April 2018


Syarah Lamiyah Ibnu Taimiyah Bag.2
Kewajiban Berpegang Kepada Kebenaran Dan Hukum memuji diri sendiri

اسمَعْ كَلامَ مُحَقِّقٍ فِي قَـوْلـِهِ    لَا يَنْـثَنِي عَنْـهُ وَلَا يَتَبَـدَّلُ
“Dengarkanlah pembicaraan ahli tahqiq di dalam perkataannya, dimana Ia tidak pernah mundur dan berubah dari perkataannya”.
Penjelasan Matan Lamiyah :
Dalam ba’it syair ini syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah menyanjung dan memuji dirinya, bahwa ia seorang ahli tahqiq yang tidak akan pernah mundur dan meninggalkan kebenaran yang ia yakini.Hal ini tidak bertentangan dengan ayat atau hadits-hadits yang melarang untuk memuji diri sendiri, karena didalamnya terdapat mashlahat syar’i. diantaranya supaya pembaca tidak ragu menerima apa yang akan disampaikan Syaikhul Islam karena beliau seoramg ‘Ulama yang ahli dan mumpuni dalam semua bidang ‘Ilmu agama.

Adapun dalil-dalil yang menunjukkan bolehnya memuji diri sendiri karena adanya mashlahat syar’I :
·        Firman Allah subhanahu wata’ala,
قَالَ اجْعَلْنِي عَلَىٰ خَزَائِنِ الْأَرْضِ ۖ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ
“Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan”.
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata tentang ayat diatas : “Yusuf memuji diriNya, dibolehkan bagi seseorang untuk melakukan hal itu apabila dirinya tidak dikenal karena dibutuhkan”.
·        Hadits Bukhari No.2778
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّ عُثْمَانَ ـ رضى الله عنه ـ حَيْثُ حُوصِرَ أَشْرَفَ عَلَيْهِمْ وَقَالَ أَنْشُدُكُمْ وَلاَ أَنْشُدُ إِلاَّ أَصْحَابَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، أَلَسْتُمْ تَعْلَمُونَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ:  مَنْ حَفَرَ رُومَةَ فَلَهُ الْجَنَّةُ ،فحَفَرْتُهَا، أَلَسْتُمْ تَعْلَمُونَ أَنَّهُ قَالَ: مَنْ جَهَّزَ جَيْشَ الْعُسْرَةِ فَلَهُ الْجَنَّةُ. فَجَهَّزْتُهُم. قَالَ فَصَدَّقُوهُ بِمَا قَالَ.
Dari Abu ‘Abdir Rahman Rahimahullah, “Bahwasanya Ketika ‘Utsman dikepung oleh para pemberontak, beliau melihat mereka lalu berkata, “Saya bertanya kepada kalian atas nama Alloh, dan saya tidak bertanya kecuali kepada para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Bukankah kalian tahu bahwa Rosululloh pernah bersabda, “Barangsiapa yang menggali sumur Rumah, maka baginya surga!”, lalu akupun menggalinya?”.  Bukankah kalian tahu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, pernah bersabda, “Barangsiapa yang menyiapkan perbekalan tentara yang tidak memiliki perbekalan(karena tidak mampu), maka baginya surga!”, lalu akupun melengkapi perbekalan mereka? Maka mereka (para sahabat) pun membenarkan perkataan ‘Utsman ter-sebut.”
·        Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Rahimahullah berkata dalam kitab fathul Baari : “Dalam hadits ini menunjukkan bolehnya seseorang menceritakan keutamaan-keutamaannya ketika dibutuhkan, untuk menolak kemudhorotan, atau untuk mendapatkan manfaat, Hal itu dibenci (menceritakan keutamaan sendiri) dengan tujuan berbangga-bangga dan ujub”.
·        Hadits riwayat Muslim No.2426
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بِنْ مَسْعُوْدٍ –رضي الله عنه-، أَنَّهُ قَالَ : ] وَمَنْ يَغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ  [ (آل عمران:161) , ثُمَّ قَالَ : عَلَى قِرَاءَةِ مَنْ تَأْمُرُونِي أَنْ أَقْرَأَ. فَلَقَدْ قَرَأْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِضْعًا وَسَبْعِينَ سُورَةً، وَلَقَدْ عَلِمَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- أَنِّي أَعْلَمُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَلَوْ أَعْلَمُ أَنَّ أَحَدًا أَعْلَمُ مِنِّي لَرَحَلْتُ إِلَيْهِ .
“Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, Bahwa ia membaca ayat “Barang siapa berkhianat dalam urusan harta rampasan perang, maka ia akan datang pada hari kiamat dengan membawa harta yang dikhianatkannya itu.’ (Qs. Ali Imran161) Kemudian ia berkata :“Kalian memintaku membaca (al-qur’an) sesuai dengan qiraat siapa , Bahwasanya saya telah membaca kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sebanyak tujuh puluh surat lebih. Para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallamtelah  mengetahui bahwasanya saya orang yang paling mengetahui tentang Al Qur’an. Seandainya saya mengetahui bahwa ada orang yang lebih ‘Alim daripada saya tentang Al Qur’an, Niscaya saya akan mendatanginya untuk berguru kepadanya.”

Imam Nawawi Rahimahullah berkata : “Hadits ini menunjukkan bolehnya  seseorang menyebut keutamaan dan ‘Ilmu nya atau yang lainnya ketika dibutuhkan, Adapun memuji diri sendiri yang terlarang adalah yang tidak ada kebutuhan (tidak ada mashlahat)  untuk berbangga dan ‘Ujub”.

v Ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah :
لَا يَنْـثَنِي عَنْـهُ وَلَا يَتَبَـدَّلُ
“Ia tidak akan pernah mundur dan berubah dari perkataannya (kebenaran yang diyakininya)”.
          Inilah sifat ahlussunnah wal jama’ah, mereka kokoh dalam mempertahankan aqidah dan agamanya, karena semua itu dibangun diatas dalil-dalil dari al-qur’an dan Sunnah-sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
Imam Abu ‘Ismail Al-Harawy Rahimahullah berkata : “ Aku diancam dengan pedang tujuh kali, bukan karena diminta meninggalkan agama, akan tetapi saya diminta untuk diam tidak membantah orang-orang yang menyelisihi ku, Namun saya mengatakan : Tidak (tidak akan diam).”
Imam Malik Rahimahullah, didatangi oleh seseorang dan berkata kepadaNya : Aku ingin berdebat denganmu, Imam Malik bertanya kepadanya : Kalau kamu mengalahkan saya, Laki-laki itu berkata : Anda harus mengikuti saya, Imam Malik bertanya : Kalo aku yang mengalahkanmu? Laki-laki itu berkata : Aku akan mengikutimu. Lalu Imam Malik berkata kepada nya : “Wahai hamba Allah, Allah mengutus Nabi Muhammad dengan membawa satu agama, dan saya melihat kamu ini termasuk orang yang suka berpindah dari satu agama ke agama yang lain”.
‘Umar Bin Abdul aziz Rahimahullah berkata : “ Barangsiapa yang menjadikan agama nya sebagai bahan perdebatan dan permusuhan maka ia akan berpindah-pindah (keyakinan).
Wallahu A’lam Bisshowab

Selesai ditulis kamis 20 Rajab 1439 H / 5 Maret 2018 di Pondok Tahfidz Putri Al-Mahmud Aik Ampat
Bahrul Ulum Ahmad Makki

Referensi :
·        Syarah Lamiyah syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Karya Syaikh Yahya Bin ‘Ali Al-Hajuri
·        Al-Fawaid Al-bahiyah Fi Syarh Lamiyah Karya syaikh Muhammad Hizam al-Ba’dany


0 komentar:

Posting Komentar

Site search