Donasi Tanah Wakaf

Donasi Tanah Wakaf

Cari Blog Ini

Pages - Menu

Pengunjung Blog

free counters

Sabtu, 14 April 2018

Makna Dan Keutamaan Berpuasa

A. Definisi Puasa

Puasa ( الصوم والصيام ) secara bahasa adalah Menahan dan meninggalkan sesuatu, dan juga digunakan pada semua jenis menahan. Allah Subhanahu Wata’aala, menceritakan tentang Maryam ‘Alaihassalam, :
إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا
“Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Rabb Yang Maha Pemurah.” (QS. Maryam : 26), yaitu : Diam, menahan dan meninggalkan berbicara.

Adapun puasa secara istilah syara’ :
الإمساك عن المفطرات من طلوع الفجر إلى غروب الشمس مع نية التعبد لله تعالى
“Menahan diri dari segala pembatal-pembatal puasa, sejak terbitnya fajar kedua sampai terbenamnya matahari, disertai dengan niat beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’aala.”
Faidah : Sebab Penamaan Bulan Ramadhan dengan nama ramadhan adalah :
Para ‘Ulama berselisih pendapat, diantara mereka ada yang mengatakan, sebab penamaannya karena pada bulan ramadhan semua dosa terbakar (terhapus), karena kata ( رمضان ) bermakna ( رمضاء ) artinya panas yang menyengat. Pendapat kedua, karena bulan ramdhan dimulai pada musim panas. Wallahu A’lam

B. Keutamaan Berpuasa

Berpuasa merupakan ibadah dan ketaatan yang agung untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala, seorang mukmin yang berpuasa akan diberikan pahala yang tak terhingga, dosa-dosanya yang lalu akan diampuni, akan dijauhkan dari siksa api neraka, orang yang berpuasa akan masuk surga dari pintu yang khusus yang telah disediakan khusus untuk mereka dan mereka bahagia disaat bertemu dengan Allah Subhanahu Wata’aala, kelak disurga.
Keutamaan orang-orang yang berpuasa :
  • Pahala puasa melimpah ruah, Puasa sebagai perisai, Mulut orang yang berpuasa lebih harum dari aroma kasturi disisi Allah. Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, Bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bersabda :
قَالَ اللَّهُ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ.
“Allah Ta'ala, telah berfirman : “Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa,  sesungguhnya puasa itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan memberi balasannya. Dan puasa itu adalah benteng, maka apabila suatu hari seorang dari kalian sedang melaksanakan puasa, maka janganlah dia berkata rafats (kotor) dan  jangan pula bertengkar sambil berteriak. Jika ada orang lain yang menghinanya atau mengajaknya berkelahi maka hendaklah dia mengatakan 'Aku orang yang sedang puasa. Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, sungguh bau mulut orang yang sedang puasa lebih harum di sisi Allah Ta'ala dari pada harumnya minyak misik. Dan untuk orang yang  puasa akan mendapatkan dua kegembiraan yang dia akan bergembira dengan keduanya, yaitu apabila berbuka dia bergembira dan apabila berjumpa dengan Tuhannya dia bergembira disebabkan 'ibadah puasanya itu.” (Muttafaqun ‘Alaih)
  • Puasa sebagai sebab dosa-dosa diampuni. Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa sholat di malam lailatul qodr karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘Alaih).
Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqolany Rahimahullah, berkata :
“Maksud dari Iman (dalam hadits diatas, Pen-) meyakini dengan sebenarnya akan kewajiban berpuasa ramadhan, adapun maksud dari Ihtisaban, adalah memohon pahala dari Allah ta’aala.” (Fathul Baari 4/115)
  • Orang yang berpuasa akan masuk surga dari pintu khusus yaitu Ar-Rayyan. Dari Sahl Radhiallahu ‘Anhu, Bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bersabda :
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Bahwasanya didalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, pada hari qiyamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melewati pintu itu. Tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Lalu dikatakan kepada mereka; Mana orang-orang yang berpuasa?, maka mereka berdiri menghadap. Tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Apabila mereka telah masuk semuanya, maka pintu itu ditutup dan tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut.” (Muttafaqun ‘Alaih)
  • Orang yang berpuasa akan dijauhkan dari api neraka. Dari Abu Sa’id Al-Khudari Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
لَا يَصُومُ عَبْدٌ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا بَاعَدَ ذَلِكَ الْيَوْمُ النَّارَ عَنْ وَجْهِهِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
“Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkannya dari api neraka selama tujuh puluh musim (tahun).” 
  • Puasa akan memberi syafa’at pada, Dari Abdullah bin ‘Amr Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bersabda :
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ.
“Puasa dan Al Qur'an kelak pada hari kiamat akan memberi syafa'at kepada seorang hamba. Puasa berkata: Wahai Rabb,  aku telah menahannya dari makanan dan nafsu syahwat di siang hari, maka izinkahlah aku memberi syafa'at kepadanya. Dan Al Qur'an berkata: aku telah menahannya dari tidur di malam hari, maka izinkanlah aku memberi syafa'at kepadanya. Beliau sabdanya: maka mereka berdua (puasa dan Al Qur'an) pun memberi syafa'at kepadanya.” (HR.Ahmad : 63370

C. Keutamaan Bulan Ramadhan

  • Allah ta’aala, menurunkan Al-Qur’an pada bulan ramadhan. Allah berfirman.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS. Al-Baqarah : 185)
  • Allah menetapkan Lailatul Qadr pada bulan ramadhan, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah berfirman :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ . تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ . سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan, Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?  Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadar : 1-5).
  • Allah ta’ala, membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka pada bulan ramadhan, dan para syaithan terbelenggu. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bersabda :
إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة , وغلقت أبواب النار , وصُفِّدت الشياطين
“Ketika datang (bulan) Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu”. (Muttafaqun ‘Alaih)

Referensi :
  1. Shahih Fiqhussunnah, Syaikh Abu Malik Kamal Salim
  2. Al-Yaqut Wal Marjan Fi Ahkam Syahri Ramadhan, Syaikh Luthfi Shalih Al-Katsiri
  3. Fiqhussunnah, Sayid Saabiq -Rahimahullah-.
  4. http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=9698
Selesai ditulis, sebelum magrib, sabtu 29 Rajab 1439 H / 14 April 2018, Ponpes Al-Mahmud Aik Ampat, Lombok Barat
Bahrul Ulum Ahmad Makki

0 komentar:

Posting Komentar

Site search