Asy-Syaikh
Muhammad Al-Imam - حفظه الله -
berkata dalam kitab “Al-Inqadz”
Sebab-sebab yang melaluinya jin dan syaithan mengganggu kaum muslimin
sangatlah banyak, dan cukup bagi kita menyebutkan sebagiannya saja,
diantaranya:
Allah تعالى berfirman tentang
Iblis dan anak turunnya,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya ia dan para pengikutnya melihat kalian di mana kalian
tidak melihat mereka.” (Al-A’raf: 27)
Yang dipandang oleh para pakar tafsir adalah bahwa kata ganti pada
firman-Nya “Sesungguhnya dia” itu kembali kepada Iblis, dan kata “para
pengikutnya” maksudnya adalah keturunan dan anak-anaknya. Syaikhul Islam رحمه الله pernah ditanya sebagaimana daam “Majmu’
Al-Fatawa” (15/7) tentang firman Allah تعالى,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya ia dan para pengikutnya melihat kalian di mana kalian
tidak melihat mereka.” (Al-A’raf: 27)
Apakah hal itu umum, tidak ada seorangpun yang melihat mereka, ataukah ada
sebagian yang melihat mereka dan sebagian tidak?
Maka Syaikhul Islam رحمه
الله menjawab dengan berkata: “Yang ada dalam Al-Qur’an adalah bahwa
mereka (jin) melihat manusia dimana manusia tidak melihat mereka, dan ini
benar, mengharuskan bahwa mereka melihat manusia pada saat manusia tidak
melihat mereka. Dan bukan maksudnya bahwa tiada seorangpun dari manusia yang
melihat mereka, bahkan terkadang orang-orang shalih dan yang tidak shalih bisa
melihat mereka, hanya saja mereka tidak melihat mereka pada setiap saat.”.
Maka dengan sebab bisanya mereka melihat kita dan kita tidak melihat mereka,
mereka lancang untuk mengganggu kita dan mudah bagi mereka. Dan orang yang
terjaga dari gaangguan mereka adalaah orang yang dijaga oleh Allah.
Sebab Kedua: Banyak syubhat (kerancuan) dan syahwat (hawa nafsu).
Jika makin banyak syubhat dan syahwat pada diri kaum muslimin maka makan
banyak pula mereka mengkuti waswas syaithan, dan menerima tipu daya syaithan
pada mereka. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله
berkata: “Sesungguhnya banyaknya waswas itu sesuai dengan banyaknya syubhat dan
syahwat, dan penggantungan kalbu kepada yang dicintai yang kalbu bermaksud
untuk mengejarnya, serta kepada yang dibenci yang kalbu bermaksud untuk
menolaknya”. Maka wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk berbekal dengan
pemahaman terhadap agama ini, sehingga akalnya mendapatkan cahaya, jiwanya
tersucikan, dadanya telapangkan kepada kebenaran, dan kalbunya tertenangkan.
Kalau tidak maka apakah engkau menyangka akan selamat dari banyaknya syubhat
dan syahwat yang merupakan tempat gembalaan yang subur bagi syaithan.
Sebab Ketiga: Lalainya kalbu dari berdzikir kepada Allah تعالى.
Allah تعالى berfirman,
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ ** وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ
“Dan barangsiapa berpaling dari ajaran Rabb Yang Maha Pemurah, Kami
adakan syaithan (yang menyesatkan), maka syaithan itu menjadi teman yang selalu
menyertainya. Dan sesungguhnya syaithan-syaithan itu benar-benar menghalangi
mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat
petunjuk.” (Az-Zukhruf: 36-37)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله
berkata sebagaimana dalam “Majmu’ Al-Fatawa” (4/34): “Dan syaithan itu
memberikan bisikan dan menghindar. Jika seorang hamba mengingat Rabbnya maka
syaithan itu mundur, dan jika ia lalai dari mengingat-Nya maka syaithan
menggodanya. Oleh karenanya meninggalkan mengingat Allah تعالى menjadi sebab dan permulaan akan munculnya keyakinan yang
bathil dan keinginnan yang rusak dalam kalbu. Dan termasuk mengingat Allah U
adalah membaca Al-Qur’an dan memahaminya.”
Dan beliau juga berkata dalam sumber yang sama (10/399): “Sesungguhnya yang
mencegah syaithan untuk masuk ke dalam kalbu anak Adam عليه السلام adalah karena padanya ada dzikir kepada
Allah تعالى yang Allah تعالى
mengutus para rasul-Nya dengan dzikir tersebut. Jika kalbu itu kosong dari
dzikir kepada Allah maka syaithan akan menguasainya.”
Sebab Keempat: Gangguan manusia terhadap jin dan menyakiti mereka,
entah secara sengaja atau tanpa sengaja.
Termasuk yang menyebabkan kelancangan jin mengganggu kaum muslimin adalah
adanya gangguan kaum muslimin terhadap mereka. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata dalam “At-Tafsir Al-Kabir” (4/265)
dimana beliau berbicara tentang sebab masuknya jin ke dalam diri manusia: “Dan
terkadang manusia itu menyakiti mereka jika dia kencing dan mengenai mereka,
atau menyiramkan air panas pada mereka atau manusia membunuh sebagian jin atau
selain itu semua yang merupakan bentuk-bentuk gangguan. Ini merupakan jenis
kerasukan yang paling keras dan betapa banyak orang yang kerasukan ini mereka
bunuh.”
Dan betapa banyak kaum jin itu yeng memulai menzhalimi kaum muslimin dalam
hal ini. Karena mereka menyamar dalm bentuk yang bisa dilihat oleh manusia
seperti menjadi ular, ular besar, anjing, kucing dan sebagainya sehingga seorang
muslim takut darinya, dan menyangkanya ia adalah makhluk yang ia kenal lalu ia
bersegera untuk memukulnya atau membunuhnya sesuai dengan apa yang ia lihat,
bukan karena ia ingin menyakiti jin. Dan syari’at islam telah mengijinkan untuk
membunuh makhluk yang mengganggu dari sekian makhluk yang disebutkan dan
makhluk yang memiliki hukum yang sama dengannya tanpa harus memberi peringatan
terlebih dahulu, kecuali ular yang berada dalam rumah maka harus dingatkan
dahulu tiga kali atau tiga hari.
Dan juga sebagian jin itu tinggal di tempat sampah dan belakang rumah dan
manusia tidak melihatnya, lalu mereka melemparkan segala sesuatu yang lalu
mengenai jin sehingga jin melakukan balas dendam.
Intinya: Tidak boleh bagi seorang muslim untuk sengaja mengganggu dan menyakiti
jin. Dan hendaknya ia meminta tolong kepada Allah untuk mengatasi mereka jika
mereka mengganggunya.
Sebab Kelima: Terjadi dari jalan jatuh cintanya jin laki-laki atau
wanita terhadap manusia.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله
berkata dalam “An-Nubuwat” (399): “Jin itu terkadang jatuh cinta pada manusia
sebagaimana manusia jatuh cinta pada manusia, dan sebagaimana seorang pria
mencintai wanita, dan wanita mencintai pria. Maka ia merasa cemburu padanya dan
ia mendukung cemburunya itu dengan segala sesuatu. Dan jika yang dia cintai
bersama yang lain maka terkadang dia menghukumnya dengan membunuhnya dan
selainnya. Dan semua ini nyata terjadi.”
Dan beliau juga berkata dalam “At-Tafsir Al-Kabir” (4/265): “Demikian juga
wanita kaum jin. Di antara mereka ada yang menginginkan dari manusia yang ia
bantu sesuatu yang diinginkan wanita kaum manusia dari para lelaki. Dan ini
banyak terjadi pada lelaki dan wanitanya kaum jin. Banyak lelaki kaum in
mendapatkan dari wanita kaum manusia perkara yang didapatkan manusia, dan
terkadang perkara itu dilakukan pada kaum lelakinya.”
Maka wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk selalu berusaha menekuni
dzikir syar’i, terkhusu yang terkait dengan dzikir masuk kamar mandi dan dzikir
ketika berhubungan badan. Karena bertelanjang tanpa diawali dengan dzikir
kepada Allah merupakan sebab jatuh cintanya jin kepada manusia.
Sebab Keenam: Terjadi sebagai bentuk mempermainkan manusia.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله
berkata dalam “At-Tafsir Al-Kabir” (4/265) dimana beliau berbicara tentang
kelakuan jin mempermainkan manusia: “Dan terkadang pengaruh gangguan jin itu
terjadi sebagai bentuk memperamainkan manusia sebagaimana orang-orang bodohnya
manusia mempermainkan (orang asing) yang sedang menempuh perjalanan.” Semoga
Allah mencukupi par hamba-Nya dari kejelekan orang-orang bodoh tersebut dengan
mengembalikan mereka pada jalan-Nya, berdoanya mereka kepada-Nya dan ibadah
mereka kepada-Nya.
Sebab Ketujuh: Sebagian jin mengganggu manusia untuk memberi
pelajaran pada mereka akibat mereka melakukan maksiat dan kebid’ahan.
Terjadi bahwa sebagian jin yang menyamar jadi manusia yang muslim
mengabarkan bahwa sebabnya dia merasuki seorang muslim adalah karena muslim ini
pelaku maksiat dan kebid’ahan. Dan makna dari hal ini adalah bahwa kaum jin itu
terdorong rasa cemburu mereka terhadap islam maka mereka melakukan gangguan
terhadap pelaku maksiat dan bid’ah dari kaum muslimin.
Dan sebenarnya hal ini tidaklah dibenarkan dari dua sisi:
- Dari sisi bahwa masuknya jin ke tubuh seorang muslim itu haram.
- Dari sisi bahwa para jin itu memperlakukan para pelaku maksiat dan kebid’ahan bukan dengan perlakuan
Maka tidak boleh bagi mereka memukul pelaku maksiat dan kebid’ahan tidak
pula mengganggu mereka dengan jenis apapun, bahkan tidaklah jin berhak untuk
menasehati kaum muslimin, karena nasehat mereka kepada kaum muslimin bisa
membuat mereka ketakutan.
Secara garis besar: kebanyakannya terjadinya perlakuan ini terhadap kaum
muslimin adalah berasal dari kaum jin yang bodoh meskipun mereka itu muslim.
Sebab Kedelapan: Terjadi sebagai bentuk ujian dan cobaan.
Allah memiliki hikmah dalam perkara yang Dia takdirkan dan tentukan atas
seorang hamba yang shalih berupa pengaruh jin padanya, sebagaimana pengaruh
syaithan kepada nabi Allah Ayyub عليه السلام.
Diterjemahkan oleh
‘Umar Al-Indunisy
Darul Hadits – Ma’bar, Yaman
Sumber : http://thalibmakbar.wordpress.com/
0 komentar:
Posting Komentar