Posted by Unknown
On Agustus 12, 2013
No comments
Zina adalah utang…,
taruhannya adalah keluarga anda. Lelaki yang berzina dengan wanita,
sejatinya dia telah mencabik-cabik kehortaman semua lelaki kerabat
wanita ini.
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Kita awali dengan sebuah kisah. Kisah nyata yang memberikan pelajaran
kepada kita bahwa kesalahan manusia tidak akan disia-siakan, semua
tinggal menunggu balasan.
Tersebutlah dua orang pemuda…(sebut saja: Qird dan Kalb). Keduanya akrab
karena sama-sama rajin maksiat. Saling membantu untuk berpetualang di
dunia gemblung (dugem). Celakanya, keduanya telah menikah.
Suatu ketika, Qird melakukan perjalanan. Setelah berinteraksi dengan
orang sekitar, dia berkenalan dengan seorang wanita. Terjadilah hubungan
gelap diantara mereka. Qird berjanji, suatu hari akan menemui sang
wanita, setidaknya bisa bermalam bersama.
Tiba saatnya untuk memenuhi janjinya. Suasana keluarga juga
mendukung. Diapun pamit ke istrinya, karena ada tugas penting yang harus
dia selesaikan. Dia memohon agar sang istri untuk tinggal sementara di
rumah orang tuanya.
Berangkatlah sang istri yang malang ke rumah ortunya, dan
berangkatlah serigala penipu untuk menjemput wanita simpanan idamannya.
Wanita itu berpesan: ‘Saya ingin kita ngobrol sebentar di taman,
kemudian nanti baru ke rumah.’ ‘Oke, saya setuju.’ Sambut si Qird.
Sepulang dari taman, keduanya melaju ke rumah Qird yang telah
dikosongkan penghuninya. Sesampainya di rumah, ‘Tunggu, tolong carikan
makan – minum dulu.’ pinta si wanita.
Keluarlah Qird dengan penuh semangat menuju rumah makan. Setelah
membeli beberapa makanan dan minuman, diapun bergegas pulang menuju
rumah untuk melampiaskan kenangan indahnya. Segera melaju dengan
mobilnya.
“Priii..tt” ternyata mobil Pak polisi telah menghadang.
“Permisi pak, anda melanggar lalu lintas. Anda melanggar lampu merah.” “Parkir mobil anda, dan ikut kami.”
Setelah sampai di kantor polisi, dia minta izin untuk menghubungi
teman akrabnya. Berdirilah dia di sudut kantor, dan mulai menghubungi
Kalb.
“Sudah… di rumah saya ada tamu istimewa… makan malamnya di mobil.
Mobilnya ada di tempat X..” Lanjut, “Ambil makanan itu, antarkan ke
rumahku…, dan lanjutkan rencana kita.” “Kalo kamu sudah selesai
bersamanya, kembalikan dia ke rumahnya. Saya khawatir istri saya pulang
ke rumah, dan terbongkar semua rahasia ini.”
“Siap, santai saja… selama di sana ada yang istimewa.” Jawab Kalb.
Berangkatlah Kalb, teman yang setia ke rumah Qird.
Setelah menjalani proses sidang yang rumit…, akhirnya Qird berhasil
keluar kantor polisi. Dia bergegas melaju mobilnya dan menuju rumah..
Apa yang dia jumpai…?? Setelah dia pupus untuk mendapatkan impiannya.
Dia segera menggayuh pintu rumah dan memasukinya. Ternyata istrinya
telah di rumahnya. Dan semalam dia bersama teman dekatnya, Kalb. Dia
kaget setengah mati, “Kamu saya cerai tiga…, cerai empat…, cerai seribu
kali..”
Apa yang bisa anda renungkan dari kisah ini…
Ya, karena zina adalah utang…, taruhannya adalah keluarga anda. Itulah yang dinasehatkan Imam As-Syafii.
Dalam Bait Syairnya beliau mengatakan,
عفوا تعف نساءكم في المحْرَمِ ****وتجنبـوا مـا لايليق بمسلـم
إن الزنـا دين إذا أقرضــته **** كان الوفا من أهل بيتك فاعلم
من يزنِ في قوم بألفي درهم **** في أهله يُـزنى بربـع الدرهم
من يزنِ يُزنَ به ولو بجـداره **** إن كنت يا هذا لبيباً فـافهـم
ياهاتكا حُـرَمَ الرجال وتابعـا**** طرق الفسـاد عشت غيرَ مكرم
لو كنت حُراً من سلالة ماجـدٍ**** ما كنت هتـّـاكاً لحرمة مسلمِ
Maaf, jaga kehormatan para wanita yang menjadi mahram kalian *** Hindari segala yang tidak layak dilakukan seorang muslim.
Sesungguhnya zina adalah utang. Jika kamu sampai berani berutang *** Tebusannya ada pada anggota keluargamu, pahami.
Siapa yang berzina dengan wanita lain dan membayar 2000 dirham *** bisa jadi di keluarganya akan dizinai dengan harga ¼ dirham
Siapa yang berzina akan dibalas dizinai, meskipun dengan tebusan tembok *** jika anda orang cerdas, pahamilah hal ini.
Wahai mereka yang merampas kehormatan keluarga seorang *** dan menyusuri jalan maksiat. Anda hidup tanpa dimuliakan.
Jika anda benar-benar bebas dari belenggu pengikat *** tak selayaknya engkau mencabik kehormatan seorang muslim.
Artikel www.KisahMuslim.com
0 komentar:
Posting Komentar