Fenomena Maraknya Perdukunan
Maraknya kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan
alternatif cukup kuat, tak Cuma jamu tradisional dan pijat refleksi,
tapi pengobatan lewat makhluk halus seperti jin banyak diminati.
Konglomerat jin, misalnya juga ikut laris, para normal
menurut istilah kerennya, dukun menurut istilah kampungnya, orang pintar
/ tua menurut istilah jawanya…telah bermunculan dimana-mana.
Sebutan boleh berbeda – beda, namun hakikatnya tetap sama, sama-sama menyimpang dan merusak aqidah islam yang benar.
Trend sosialisasi dukun
Gelar paranormal akhir-akhir ini semakin mencuat. Di
Surabaya misalnya ada gelar paranormal, di Surakarta ada gelar
penyembuhan supra natural, di Yogyakarta ada nuansa supra natural yang
ternyata peminatnya kian membludak, lebih-lebih di dukung pula dengan
media visual dan audio visual.
Sebagaimana lazimnya kegiatan tersebut di barengi dengan
acara seperti praktek jasa para normal, demo ilmu gaib, bursa batu mulia
dan lain-lain.
Khusus di Yogya, setiap malam masih diadakan acara
saresehan yang dihadiri dukun – dukun pakar. Diantaranya ahli primbon,
betaljemur, dukun ahli pengobatan, dukun ahli perkutut, ahli ramal dan
dukun pawang hujan. Para tokoh paranormal laki-laki dan perempuan datang
dari berbagai penjuru antara lain, Jakarta, Surabaya, Malang, Madiun,
Pati dan Yogyakarta sendiri.masing-masing membuka praktek sesuai
keahlianya.
Melihat sekilas dari beberapa kegiatan diatas, nampaknya
dunia klenik dan perdukunan secara mencolok telah menjamur di segenap
pelosok tanpa malu-malu sekalipun dengan sebutan yang
berbeda-beda. Banyak masyarakat indonesia yang tidak berpegang kepada
aqidah yang benar selalu menjadikan orang pintar, paranormal, dukun,
tabib dan sebangsanya menjadi tempat bertanya, tempat mengadu, tempat
mencurahkan segala keluh kesah dan tempat bersandar.
Tidak jarang mereka justru menjadi pihak yang lebih
dipercaya petuah-petuahnya dan lebih dipatuhi titahnya dari pada
syari’at islam dan orang tuanya sendiri. Itu mencakup segala persoalan,
mulai dari masalah kesehatan, jodoh, pangkat, rizki…sampai pada masalah
santet dan tenung. Orang sakit parah (dokter katanya sudah angkat
tangan) datang kepada dukun, tabib atau yang sebangsanya. Orang ingin
cepat mendapat jodoh, cepat naik pangkat, cepat kaya juga datang ke
tempat orang pintar ini. Seolah-olah mereka adalah orang-orang yang
serba bisa dan serba mampu mengatasai masalah. Trik-trik yang sering
mereka gunakan seperti :” inikan hanya ikhtiyar, yang menentukan kan
Tuhan “. Adalah trik-trik jitu yang sangat efisien untuk memperdayakan
orang-orang awam muslim yang bodoh.
Realita yang menantang
Itulah salah satu kenyataan realistik yang tidak boleh
dipandang dengan sebelah mata. Ini fakta yang sangat memprihatinkan.
Siapapun da’I yang bertanggung jawab, tidak boleh membiarkan umat
terjerumus dalam jurang kemusyrikan.
Realita ini merupakan fenomena yang aneh. Aneh tapi nyata.
Orang berakal sehat akan bertanya-tanya, mengapa di zaman tekhnologi dan
komunikasi yang serba canggih ini ternyata klenik, mistik, dan
perdukunan masih lengket, bahkan terkesan semakin lengket dengan
kehidupan masyarakat ?
Adalah kabar yang tak bisa ditutup tutupi bahwa
tokoh-tokoh, pemuka masyarakat dan para pegawai tinggi maupun rendahan
banyak yang masih menyerahkan persoalan kehidupan kepada paranormal.
Yang maju memang tekhnologinya tapi jiwa dan aqidah masyarakat banyak
yang masih rapuh dan terbelakang.
Sebab utama dari semua itu adalah karena Tauhidnya
kepada Allah masih belum benar, atau bahkan belum ada sama sekali.
Apalagi kecenderungan manusia lebih suka dengan hal-hal yang cepat
terwujud dalam bentuk nyata di dunia dan tidak sabar menghadapi wujud
nyata yang akan datang nanti di akhirat. Mereka amat suka bila sekarang
di dunia memperoleh kebaikan duniawi sekalipun harus menempuh cara yang
salah.
Melihat fenomena ini, maka upaya paling utama adalah dengan
memahamkan hakikat tauhid, dan menanamkan rasa tawakkal yang kuat hanya
kepada Allah saja.
siapakah dukun itu ?
Imam Bukhary dalam shahihnya, kitab Ath Thibb telah membuat bab tersendiri berjudul bab al kahanah yakni bab tentang perdukunan. Dalam keterangannya, Al hafidz Ibnu Hajar mengatakan bahwa :” al kahanah ialah
pekerjaan mengaku-aku tahu tentang ilmu ghaib, seperti pemberitaan
mengenai apa yang bakal terjadi di muka bumi dengan penyandaran terhadap
sebab, asal usulnya berasal dari kabar jin yang mencuri dengar
perkataan malaikat, kemudian hasil curiannya tersebut disampaikan ke
telinga dukun “. (fathul bary 10/216).
Selanjutnya beliau memberikan penjelasan tentang pengertian
dukun, katanya :” dukun ialah sebuah istilah yang digunakan untuk
menyebut seorang tukang ramal, atau orang yang suka menebak
sesuatu dengan menggunakan batu kerikil, atau seorang ahli nujum. Juga
di gunakan untuk menyebut orang yang suka (memberikan jasa) mengatasi
persoalan atau memenuhi kebutuhan orang lain (misalnya pengobatan
alternatif lewat kekuatan gaib –pen).
Tanda-tanda dukun
Jika didapati pada seseorang salah satu dari tanda berikut
ini, maka dapat disimpulkan bahwa ia adalah dukun, sekalipun ia memakai
sorban atau memakai kerudung, diantara tanda-tandanya yaitu :
- suka bertanya nama pasien dan nama ibunya.
- suka mengambil sesuatu yang biasa dipakai pasien, seperti baju, peci, sapu tangan dan lain-lain.
- terkadang meminta binatang dengan sifat-sifat tertentu untuk disembelih, kadang darahnya dioleskan kebagian-bagian tubuh yang sakit, atau dibuang ketempat angker.
- suka menuliskan rajah-rajah.
- membaca mantera-mantera jimat atau huruf-huruf rajah yang tidak bisa difahami.
- memberi bungkusan hijib kepada pasien yang berisi huruf-huruf dan angka-angka.
- kadang menyuruh pasien untuk menjauhi manusia beberapa waktu dengan menyepi dan mengurung diri dalam sebuah kamar gelap yang disebut oleh orang awam sebagai hujbah.
- kadang minta pasien untuk tidak menyentuh air selama beberapa hari, biasanya 40 hari.
- memberi sesuatu kepada pasien untuk ditanam di dalam tanah.
- memberi lembaran kertas kepada pasien untuk dibakar, lalu asapnya digunakan untuk mengasapi dirinya.
- berkomat-kamit dengan bahasa yang tidak difahami.
- terkadang memberi tahu kepada pasien tentang namanya, kampung halamannya, kesulitan yang dihadapi sebelum si pasien memberitahu.
- terkadang menuliskan huruf-huruf untuk si pasien diatas kertas hijib untuk dimasukkan kedalam bejana putih berisi air, kemudian meminumnya.
(Asharimul battar hal. 77-78 karya Abdussalam bali).
Perlu diketahui bahwa kesaktian paranormal itu bertingkat
tingkat, sesuai dengan ketinggian jin yang menjadi kawannya. Lebih hebat
jinnya maka harus lebih hebat pula kemusyrikan yang
diperbuatnya. Bahkan sampai ada yang menjadikan mushaf al qur’an sebagai
alas kaki pada waktu buang air besar di WC, agar yang datang kepada
dirinya adalah setan/jin yang sangat sakti. Bahkan kalau perlu berkawan
dengan iblis sekalian !!
Adalah satu keniscayaan, bahwa antara dukun dengan segala
istilah dan tingkatannya, serta iblis yang meliputi seluruh bala
tentaranya saling bahu membahu dalam kemaksiatan dan kesyirikan,
memerangi kebenaran dan menghiasi kemaksiatan dan kesirikan dengan
kata-kata indah yang menggiurkan.
Sumber ilmu paranormal / dukun
Imam Bukhary dalam sahihnya meriwayatkan dari Aisyah
radliyallahu’anha, beliau berkata :” orang-orang bertanya kepada
Rosulullah sallallahu ‘alaihi wasallam tentang para dukun. Maka beliau
menjawab :” tidak ada apa-apanya “. Maka para sahabat berkata :” Ya
Rosulallah, mereka kadang – kadang bisa menceritakan sesuatu yang benar
kepada kami “. Maka Rosulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam menjawab :
تلك الكلمة من الحق يخطفها الجني فيقرها في أذن وليه فيخلطون معها مئة كذبة
“Kalimat tersebut berasal dari kebenaranyang dicuri dari
seorang jin (dari langit), kemudian dituangkan kedalam telinga walinya
(dukun), maka mereka mencampurkan kalimat yang berisi satu kebenaran
tersebut dengan seratus kebohongan “. (no 5762).
Dalam hadits tersebut ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik, diantaranya :
- bahwa dukun terkadang benar, tapi kebohongannya jauh lebih banyak.
- bahwa jiwa manusia cenderung lebih mudah tergoda untuk menerima kebatilan. Misalnya, sekali dukun terbukti benar, maka jiwa akan terpengaruh untuk selalu memegang satu kebenaran yang pernah terbukti, sementara ia tidak akan menganggap adanya sekian banyak kebohongan yang dilakukan para dukun.
- Bahwa apabila sesuatu mengandung kebenaran, maka tidak berarti sesuatu itu seluruhnya benar.
- Imam Bukhary menyebutkan riwayat lain dari Abu Hurairah, Nabi bersabda :” Apabila Allah memutuskan perkara dilangit, para malaikat memukulkan sayapnya karena tunduk mendengar firmanNya, seolah-olah (suara firmanNya) bak gemerincing rantai besi yang terlempar pada batu. Maka ketika rasa takut telah hilang dari hati malaikat, mereka bertanya :” apa yang telah dikatakan Rabbmu ? malaikat lain menjawab :” Allah telah mengatakan al haq, sedangkan Dia Maha Tinggi dan Maha Besar. Maka disaat itu ada setan pencuri kabar yang mendengarkannya. Dan setan-setan itu seperti ini…sebagian yang satu naik keatas sebagian yang lain. Kemudian setan pencuri kabar tersebut berhasil mendengarkan kalimat (wahyu dari Allah), lalu ia sampaikan kepada setan yang berada dibawahnya, setan yang dibawahnya menyampaikan kalimat tersebut kepada setan yang dibawahnya lagi sampai akhirnya sampai kelidah tukang sihir atau dukun. Terkadang setan tersebut keburu diterjang bintang api sebelum sempat meyampaikan kalimat tersebut, terkadang mereka berhasil meyampaikannya kemudian ditambahkan dengan seratus kebohongan bersama dengan kalimat kebenaran yang dicurinya tadi. Akibatnya orang-orang berkata :” Bukankah dukun itu t
- elah berkata kepada kami hari begini dan begini (dengan benar) demikian dan demikian ? walhasil si dukun dipercayai orang karena satu kalimat benar yang didengarnya dari langit “. (no. 4800).
- Hadits diatas menunjukkan bahwa sumber ilmu para dukun berasal dari pengabaran para setan yang mencuri kabar langit kemudian di campuri dengan seratus kebohongan.
- Tapi sayang, orang lebih tertipu dengan satu kebenaran dan melupakan seratus kebohongan yang dikatakan oleh para dukun.
Asal usul mengapa seseorang menjadi dukun
Ada beberapa sumber cara hingga seseorang menjadi dukun, diantaranya :
1. bersumber dari warisan nenek moyang secara turun temurun.
Ini biasanya karena jin-jin (khadam) yang dimiliki nenek
moyang kemudian akrab dan menjadi pengasuh serta berkuasa atas anak
keturunannya.
2. bersumber dari apa yang mereka sebut kasyaf, ilham, wangsit atau renungan.
Mereka beranggapan, bahwa dari sanalah mereka dapat
mengetahui ilmu ghaib atau ilmu laduni. Dengan dasar itulah mereka
mengklaim bahwa dirinya adalah wali yang mendapat karamah, dan makhluk
halus yang berbicara dengan dirinya adalah malaikat.
Akibatnya orang awam banyak yang datang untuk meminta
berkah kepada mereka atau meminta agar kebutuhannya dapat dipenuhi. Ini
jelas merupakan kebohongan yang nyata. Sesungguhnya mereka memang wali,
tapi wali setan, sama sekali bukan wali Allah. Sedangkan daya
linuwih yang mereka sebut sebagai karamah atau ilmu laduni sebenarnya
hanyalah sihir. Dan makhluk halus yang disangka malaikat tidak lain
hanyalah jin dan setan.
Allah Ta’ala menegaskan dalam firmanNya :
وَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ لَيُوْحُوْنَ إِلىَ أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوْكُمْ
“sesungguhnya setan itu membisikkan (wahyunya) kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu…(Al An’am : 121).
Al Hafidz Ibnu Katsir berkata :” Ibnu ‘Abbas berkata :”
wahyu itu ada dua macam, wahyu dari Allah dan wahyu dari setan… wahyu
dari setan diberikan kepada kawan-kawannya dengan tujuan menyerang para
pengikut kebenaran “.
3. bersumber dari benda-benda yang keramat.
Atau istilah sekarang benda-benda mulia seperti batu mulia,
kayu bertuah, wesi aji, kulbuntet, merah delima, qur’an stambul dan
lain-lain.
Benda-benda tersebut konon bisa didapatkan dari para nenek
moyang atau dari makhluk halus melalui tapa, semedi, atau beli dari para
dukun.
Bahaya Dukun Dan Perdukunan
Islam memandang perdukunan sebagai suatu perbuatan
yang berbahaya yang dapat mengancam aqidah seseorang yang berakibat
menjadi batal keislamannya, diantara bahaya dukun dan perdukunan adalah :
1. sihir adalah salah satu pembatal keislaman.
Para ulama memasukkan sihir salah satu pembatal keislaman
sebagaimana yang disebutkan oleh Syeikh Muhammad At Tamimy dalam kitab
beliau “ Nawaqidlul islam “ (pembatal-pembatal islam). Berdasarkan firman Allah Ta’ala :
وَمَا يُعَلِّماَنِ مِنْ أَحَدٍ حَتىَّ يَقُوْلاَ إِنَّماَ نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ
“ Dan keduanya (harut dan marut) tidak mengajari
seseorang (ilmu sihir) kecuali setelah mengatakan kepadanya :”
sesungguhnya kami ini hanyalah cobaan (buatmu) maka janganlah kamu
menjadi kafir…” (QS 2 : 102).
Ibnu Abbas berkata menafsirkan ayat tersebut :” apabila ada
orang yang datang kepada keduanya (Harut & Marut) untuk belajar
sihir, keduanya melarang dengan keras dan berkata :” kami ini hanyalah
cobaan untukmu maka janganlah kamu mejadi kafir, karena keduanya
mengajarkan kebaikan dan keburukan, keimanan dan kekafiran. Dan
mengetahui bahwa sihir termasuk kekafiran…”.
2. mengaku-aku tahu yang ghaib adalah termasuk menyekutukan Allah dalam kerububiyahan-Nya.
Allah mengabarkan bahwa tidak ada yang mengetahui yang ghaib kecuali Allah, firmanNya :
ُقلْ لاَ يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّماَوَاتِ وَالأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ
“ Katakanlah : Tidak ada siapapun dilangit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib kecuali Allah “. (QS An Naml : 65).
Ibnu Katsir berkata :” Allah memerintahkan RosulNya untuk
menyampaikan bahwa siapapun dari penghuni langit dan bumi tidak ada yang
mengetahui perkara ghaib kecuali Allah saja “. (3/452).
Allah memberitahu kabar gaib hanya kepada RosulNya saja (QS
Al Jinn : 26). Dan membantah keyakinan bahwa para jin itu mengetahui
gaib, firmanNya :”Maka tatkala Kami memenetapkan kematian Sulaiman,
tidak ada yang menunjukkanya kepada mereka kecuali rayap yang memakan
tongkatnya. Maka saat ia tersungkur, para jinpun tahu bahwa kalaulah
mereka tahu yang gaib tentu mereka tidak akan tetap di dalam siksa yang
menghinakan “. (QS Saba’ : 14).
Menurut Ibnu Abbs, Mujahid, Hasan Al Bashry, Qatadah dan
yang lainnya, dalam waktu yang lama kematian Nabi Sulaiman tidak
diketahui hingga rayap memakan tongkatnya dan Nabi Sulaiman jatuh
tersungkur ke bumi. Baru kemudian nyatalah kepada jinn dan manusia,
bahwa jin tidak mengetahui yang gaib. (Tafsir Ibnu Katsir 3/638-639).
Praktek-praktek perdukunan, seperti melihat nasib baik
buruk seseorang, mencari barang yang hilang, mengetahui ihwal orang
lain, dan yang semacam itu melalui cara semisal membaca garis tangan
seseorang, menghubungkana nasib dengan huruf, juz, atau ayat-ayat
tertentu, melihat dalam mangkuk dan lain sebagainya merupakan perkara
kekafiran dan dosa yang sangat besar sebagaimana yang disebutkan oleh
imam Adz Dzahaby dan Ibnu Hajar Al Haitamy.
3. Dukun menyekutukan Allah dalam keuluhiyahanNya.
Suatu yang biasa bila dukun mendekatkan diri kepada jin
dengan berbagai macam bentuk ibadah seperti menyembelih untuk jin (roh),
padahal Rosulullah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah
(HSR Muslim) dan menyembelih adalah ibadah yang hanya diperuntukkan
kepada Allah, orang yang memalingkannya kepada selain Allah telah
berbuat syirik besar.
Mereka juga minta perlindungan dan bantuan jinn sedangkan
keduanya adalah ibadah yang harus ditujukan hanya kepada Allah,
walhasil seorang dukun semakin kuat ketaatannya kepada jin (khadamnya)
maka semakin senang pula jinn kepadanya, dan keduanya saling menikmati
satu sama lainnya.
Hal itu telah Allah kabarkan dalam firmanNya
“ Dan ingatlah hari Allah menghimpun mereka semua, (dan
Allah berfirman): hai golongan jin (setan) sesungguhnya kalian telah
banyak menyesatkan manusia. Lalu berkata kawan-kawan mereka dari
golongan manusia : Ya Rabb kami, sesungguhnya sebagian dari kami telah
mendapat kesenangan dari sebagian lainnya, dan kami telah sampai kepada
waktu yang telah Engkau telah tentukan bagi kami. Allah berfirman :
Neraka itulah tempat tinggal kalian, kekal selama-lamanya, kecuali Allah
menghendaki lain. Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana dan Maha Tahu “ (QS Al An’am : 128).
4. Mendatangi dukun dan mempercayainya adalah kekafiran terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu’alaihi wasallam.
Dalam hadits sahih Nabi bersabda :
من أتى كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد
“Barang siapa mendatangi dukun dan membenarkan apa yang
ia katakan, sunguh ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada
Muhamad”. HR Ahmad, sahih).
5. Dukun memperolok agama Allah.
Diantara dukun ada yang menulis al qur’an dengan kotoran
manusia, ada pula yang menjadikannya sebagai alas kaki ketika buang
hajat, ini jelas sebuah Perbuatan yang keji dan kemurtadan yang
terang, diantara mereka ada yang mencari kekuatan dengan cara membaca
ayat-ayat tertentu sehingga tidak mempan di bacok, dapat menjatuhkan
orang dari jarak jauh.
Hal itupun merupakan perbuatan memperolok ayat-ayat Allah,
setan dapat masuk kepada manusia dengan cara yang bid’ah tersebut.
Karena al qur’an tidaklah turun untuk hal itu tapi sebagai peringatan
kepada manusia dan pemberi kabar gembira.
6. sihir adalah perkara yang dapat membinasakan pelakunya di dunia dan akhirat.
Nabi bersabda :” jauhilah tujuh perkara yang
membinasakan ; menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan,
memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan jihad, dan
menuduh wanita muslimah yang menjaga kehormatannya telah berbuat zina “.(Muttafaq ‘alaih).
7. Sihir menzolimi orang lain.
Sering kali dukun menyakiti orang lain dengan santet,
pelet, dan sejenisnya, mengguna-guna orang sehingga hidupnya hancur,
jelas ini adalah kezaliman yang tidak akan Allah biarkan.
Wallahu a’lam.
Artikel : http://cintasunnah.com/awas-dukun
0 komentar:
Posting Komentar